Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter Mahasiswa

Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter Mahasiswa - Maraknya tawuran antarpelajar, kasus korupsi yang tiada henti, dan aksi demonstrasi massa yang berujung aksi anarkis adalah wujud dari gagalnya pendidikan karakter di Indonesia. Bila diselidiki lebih dalam lagi, masih banyak hal lain yang mencerminkan kurangnya penanaman sikap berkarakter. Pada pembahasan kali ini, topik akan dibatasi pada strategi pengembangan pendidikan karakter pada diri mahasiswa.

Kebutuhan yang diperlukan dalam karakter mahasiswa :
1. Attitude : sikap yang bagaimana yang harus dimiliki oleh mahasiswa
2. Knowledge : pengetahuan macam apa yang harus dikuasai oleh mahasiswa
3. Skill : ketrampilan hard (penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya) dan soft (ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain)

Adapun karakter yang harus dimiliki oleh mahasiswa, diantaranya adalah :
1. Cerdas. Yaitu cerdas dalam mengambil keputusan, cerdas dalam menyelesaikan masalah, dan cerdas dalam bertindak.
2. Jujur. Yaitu jujur dalam menyampaikan informasi kepada orang lain, serta tidak mencontek saat melaksanakan ujian.
3. Empati. Yaitu memiliki sikap peduli lingkungan, dan membantu antarsesama.
4. Tangguh. Yaitu memiliki sikap pantang menyerah, rajin dan ulet dalam melakukan apapun, dan bekerja keras untuk meraih tujuan.

Postur ideal mahasiswa :
1. Sebagai intelektual patriotik.
2. Mempunyai karakter disiplin.
3. Bertanggung jawab.
4. Cinta tanah air.
5. Berjiwa sosial.
6. Tidak arogan/sombong.

Sebagai seorang mahasiswa yang akan menjadi agen perubahan, maka mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Sebagai contoh, si A memiliki sifat yang kurang disiplin, kurang tanggap menangkap materi kuliah, dan kurang peduli terhadap sesama. Sebagai mahasiswa, maka dia harus mampu membuat solusi atas permasalahan yang ada.

Kurang disiplin adalah sikap yang umum dimiliki oleh para siswa. Sebagai seorang mahasiswa, yang merupakan agen perubahan, dan yang dipanggil maha atas kesiswaannya, wajib menghilangkan tersebut. Mahasiswa sudah bukan lagi siswa. Kurang disiplin merupakan sikap buruk yang patut dihilangkan di dunia perkuliahan. Datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, dan sering tidak mengikuti pelajaran adalah bagian dari kurangnya kedisiplinan. Untuk menghilangkan sifat tersebut, mahasiswa perlu mengubah dirinya sendiri dengan menanamkan sikap menghargai waktu. Bahwa waktu adalah uang. Menyia-nyiakan waktu sama dengan menyia-nyiakan uang. Untuk itulah dibutuhkan latihan secara berkala untuk memusnahkan sikap buruk ini.

Kurang tanggap menangkap materi kuliah menjadi persoalan paling mendasar dari seorang peserta didik. Baik siswa maupun mahasiswa, persoalan ini masih saja terjadi pada beberapa orang. Kurangnya berlatih mengerjakan soal dan fokus bisa jadi menyebabkan hal itu terjadi. Solusinya bisa dengan melakukan tutor sebaya. Usai dosen menyampaikan materi, lakukan diskusi dengan teman untuk membahas materi yang kurang dipahami. Tanyakan sampai paham, bila perlu lakukan review materi. Adanya tutor sebaya bisa meningkatkan keeratan hubungan antarmahasiswa.

Sifat kurang peduli terhadap sesama cukup disesalkan. Pasalnya, manusia adalah makhluk sosial. Mahasiswa pun juga masih membutuhkan bantuan orang lain. Bila tidak ada sikap peduli pada diri anda, maka orang lain pun akan enggan untuk bergaul dengan anda. Orang yang bersikap kurang peduli cenderung tertutup sehingga mahasiswa lain jadi ragu untuk mendekatinya. Oleh karena itu sikap ini harus dihilangkan. Salah satu caranya dengan mengikuti suatu organisasi. Dengan ikut organisasi, kita akan sering berinteraksi dengan orang lain dan membuat diri menjadi lebih terbuka. Selain itu, manfaat lain yang dapat dipetik adalah menambah teman dan pengalaman.

Taburlah gagasan, maka anda akan menuai perbuatan.
Taburlah perbuatan, maka anda menuai kebiasaan.
Taburlah kebiasaan, maka anda menuai karakter.
Taburlah karakter, maka anda menuai nasib.

Bila seseorang memiliki karakter yang baik, maka nasib akan menjadi baik. Begitu juga sebaliknya. Sering berbuat akan menjadi sebuah kebiasaan. Bila seseorang sering berbuat baik, maka timbul rasa biasa sehingga perbuatan tersebut menjadi karakter yang melekat di diri orang tersebut.

Kesimpulan :
Pendidikan karakter jadi salah satu benteng terakhir dalam menyelamatkan bangsa dari kehancuran. Karakter sangat penting diimplementasikan dalam ranah pendidikan, khususnya UNESA.

Saran :
Berkarakter. Selamat berprestasi dan berkarya dalam suatu tim kerja demi masa depan yang lebih baik.

Nah itu tadi strategi pengembangan pendidikan karakter mahasiswa yang dapat saya kutip dari materi AKTIF 2016 (Aktualisasi Kader Teknik Informatika).

0 comments:

Posting Komentar

Hargai penulis dengan memberikan komentar yang baik dan mengklik iklan yang ada

Rules komentar :
1. No SPAM
2. No live link (link aktif)
3. Jika bertanya gunakan akun yang terdaftar
4. Komentar yang tidak pantas akan dihapus oleh admin

 
Top